Stop Kekerasan Pada Anak Di Lingkungan Sekolah.
Khansa Irbah Ghiffari – PBA 1a
Setiap pasangan yang sudah menikah
pasti mendambakan hadirnya seorang buah hati, anak adalah anugerah terindah
dari tuhan bagi setiap pasangan. Banyak yang mendambakan anak sebagai pewaris
keturunan, pelipur lara, dan lain-lain. Tuhan memberikan anak ada dua kategori,
bisa anak tersebut sebagai anugerah atau sebagai cobaan. Banyak orang tua yang
merasa tidak beruntung akibat kehadiran anaknya tersebut, maka tak jarang
banyak orang tua yang tidak mengharapkan kehadiran anaknya.
Beberapa faktor penyebab orang tua tidak mengharapkan kehadiran
anaknya antara lain, karena faktor ekonomi yang serba pas-pasan, anak terlahir
tidak sempurna (cacat), anak hasil hubungan gelap, anak yang dipercaya membawa
sial, dll. Namun bagaimana pun juga kita harus menjaga dengan baik anak
tersebut karena anak adalah titipan yang maha kuasa.
Masa depan seorang anak tergantung pada orang tua yang merawat,
mendidik, dan mengajarkanny, anak tersebut akan dibawa ke arah yang benar atau
sebaliknya. Pendidikan paling pertama yang di dapatkan oleh seorang anak ada
pada keuarganya, tepatnya ada pada ibunya, maka tak jarang banyakwanita karir
yang berhenti bekerja ketika ia telah memiliki anak.
Selanjutnya sekolah adalah tempat anak mendapatkan pendidikan
setelah pendidikan orang tua, sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang
yang membantu seorang anak dalam pendidikan akademis namun tak hanya pendidikan
akademis saja yang di ajarkan di sekolah, jika suatu sekolah hanya mengajarkan
tentang keakademisan saja kepada siswanya maka dapat di pastikan sekolah
tersebut akan kesulitan mengahasilkan peserta didik yang berakhlak dan berbudi
luhur.
Maka dari itu pentingnya sekolah tidak hanya mengajar tapi juga
sekolah perlu mendidik, mengajar, melatih dan membimbing. Karena keemat
implikasi tersebut tidak dapat di pisahkan, namun
kenyataannya sulit menemukan guru yang mampu mengintregasikan keempat tersebut
secara sempurna, berikut adalah erbedaan keemat kemampuan yang harus dimiliki
seorang guru :
Aspek
|
Mendidik
|
Membimbing
|
Mengajar
|
Melatih
|
Isi
|
Moral dan
kepribadian
|
Norma dan
tata tertib
|
Bahan ajar
berup ilmu pengetahuan dan teknologi
|
Keterampilan
atau kecakapan hidup
|
Proses
|
Memberikan
motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan/ tata tertib yang telah
menjadi kesepakatan bersama
|
Menyampaikan/
mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan
individual siswa
|
Memberikan
contoh kepada siswa/ mempraktikkan ketrampilan tertentu/ menerapkan konsep
yang diberikan kepada siswa menjadi kecakapan yang dapat digunakan
sehari-hari
|
Menjadi
contoh teladan dalam hal moral dan kepribadian
|
Strategi dan
Metode
|
Keteladanan,
pembiasaan
|
Motivasi dan
pembinaan
|
Ekspositori,
enkuiri
|
Praktik
kerja, simulasi, magang
|
Dewasa ini banyak kita temukan
penyimpanan yang terjadi di lingkungan sekolahan, seperti maraknya kekerasan
yang di lakukan dalam lingkungan sekolah. Pantaskah kekerasan dilakukan dalam
pendidikan? Jika mengacu pada UU No. 23 tahun 2002 dan UU No. 20 tahun 2003
tentang erlindungan anak dan hak mendapatkan pendidikan, maka kekerasan pada
anak sangat melanggar aturan negara.
Banyak sekali kita
saksikan dan dengarkan kekerasan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang terhadap orang lain. Kekerasan yang dilakukan bisa memiliki banyak alasan
dan motivasi, tetapi perilaku kekerasan yang dilakukan memiliki dasar pengalaman
kekerasan pada masa sebelumnya. Salah satunya adalah pengalaman mengalami perlakuan
kekerasan pada masa kecil.
Apa yang menyebabkan kekerasan marak di lingkungan
sekolah ? Dimana seharusnya sekolah menjadi tempat belajar menuntut ilmu dan
budi pekerti bukan tempat belajar tindak kekerasan. Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya tindak kekerasan di lingkungan sekolah adalah faktor
guru, faktor siswa, dan faktor lingkungan.
Yang menyebabkan guru melakukan tindak kekerasan terhadap
murid antara lain :
·
Kurangnya
pengetahuan bahwa kekerasan baik fisik maupun psikis tidak efektif untuk
memotivasi siswa atau merubah perilaku, malah beresiko menimbulkan trauma
psikologis dan melukai harga diri siswa.
·
Adanya masalah
psikologis yang menyebabkan hambatan dalam mengelola emosi hingga guru tersebut
menjadi lebih sensitif dan reaktif.
·
Muatan kurikulum
yang menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung mengabaikan kemampuan
afektif (Rini, 2008). Tidak menutup kemungkinan suasana belajar jadi “kering”
dan stressful, dan pihak guru pun kesulitan dalam menciptakan suasana belajar
mengajar yang menarik, padahal mereka dituntut mencetak siswa-siswa
berprestasi.
Faktor
– fator yang di sebabkan oles siswa antara lain :
·
Siswa tersebut
merasa kurang di beri perhtian oleh lingkungan sekitar, sehingga ia melakukan
hal apa saja demi mendapat erhatian lingkunga sekitarnya, salah satunya dengan
memancing amarah gurunya.
·
Siswa tersebut
memiliki perasaan bahwa dirinya yang paling berharga dan paling kuat hingga ia
mampu mengintimidasi sesama temannya untuk membuktikan perasaan yang ada pada
dirinya tersebut.
Faktor
lingkungan juga mampu menjadi penyebab kekerasan pada anak di lingkungan
sekolah, antara lain :
·
Orang tua yang
mengalami masalah psikologi, sehingga berdampak pada anaknya, orang tua yang stress
berkepanjangan, jadi sensitif, kurang sabar dan mudah marah pada anak, atau
melampiaskan kekesalan pada anak. Lama kelamaan kondisi ini mempengaruhi
kehidupan pribadi anak. Ia bisa kehilangan semangat, daya konsentrasi, jadi
sensitif, reaktif, cepat marah.
·
Orang tua yang
mendidik anaknya secara keras dan kasar, pola didikan seperti ini mampu
mempengaruhi pada psikologi anak, ia akan menerapkan apa yang ia dapat dari
orang tuanya, misalkan seorang ayah akan memukul anaknya jika anaknya melakukan
kesalahan dalam melakukan sesuatu, maka anak tersebut akan melakukan hal yang
sama terhadap temannya apa temannya melakukan kesalahan pada saat melakukan
suatu hal di hadapannya.
·
Tayanga dar
televisi yang sering di tonton oleh anak tersebut, sehingga ia memiliki rasa
penasaran dan ingin mempraktekannya sesuai apa yang ia lihat.
Macam
– macam jenis kekerasan yang terjadi pada anak yaitu :
- Pengabaian. Orang tua yang seharusnya bertanggung jawab terhadap anak, telah gagal menyediakan kebutuhan anak secara tepat. Kebutuhan emosi seperti sentuhan, cinta dan pengasuhan, tidak terpenuhi.
- Kekerasan fisik. Perlakukan kasar secara fisik terhadap anak, seperti mencubit, menendang, memukul atau mengguncang. Kekerasan fisik kerap kali tak ada batas jelas antara menyiksa dan mendisiplin. Fetal alcohol syndrome, atau konsumsi alkohol berlebihan saat hamil hingga mengakibatkan bayi lahir cacat, digolongkan sebagai kekerasan fisik terhadap anak.
- Kekerasan seksual. Bisa dilakukan orang dewasa terhadap anak. Menyentuh bagian tubuh anak, anak disuruh memgang alat kelamin hingga pemaksaan hubungan seksual.
- Kekerasan Emosi/Verbal. Kekrasan yang ditujukan untuk mengendalikan dengan cara menakut-nakuti, mengancam, menumbuhkan rasa bersalah, menghina/mencemooh, memaksa dan sebagainya.
Siswa
yang menjadi korban kekerasan memiliki dampak jangka panjang dan jangka pendek, dampak
pendeknya berupa luka lebam, lecet, dll. Adapun dampak dalam jangka panjang
anak tersebut akan mengalami trauma, perubahan emosional, pendiam, pemurung,
rasa takut dan waspada akan orang lain, bahkan pada tingkat yang lebih parah ia
akan mengalami stres dan depresi berat.
Maka
disinilah perlunya pernan yang besar dari para guru dan orang tua agar tidak
bertambahnya kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah ini, para guru
perlu belajar profesional dalam mendidik, mengajar, melatih, dan membina
muridnya, dan para orang tua agar lebih memperhatikan setiap kegiatan putra
putrinya. Kasus kekerasan di lingkungan sekolah ini harus di hentikan, dimana
seharusnya sekolah menjadi tempat yang menyenangkan, tempat mereka menyalurkan
minat dan bakat, bukan tempat mereka menemukan ketakutan mereka. Agar mampu
menghasilkan pelajar yang intelektual dan bermasa depan cerah. Semoga bermanfaat ^_^
Daftar
Putaka
Esai
dikutip dari :
http:/Kekerasan Pada Anak dan Dampaknya _
SoraSirulo.Com.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar