Rabu, 07 Januari 2015

Edisi percobaan.






  Stop Kekerasan Pada Anak Di Lingkungan Sekolah.
Khansa Irbah Ghiffari – PBA 1a

            Setiap pasangan yang sudah menikah pasti mendambakan hadirnya seorang buah hati, anak adalah anugerah terindah dari tuhan bagi setiap pasangan. Banyak yang mendambakan anak sebagai pewaris keturunan, pelipur lara, dan lain-lain. Tuhan memberikan anak ada dua kategori, bisa anak tersebut sebagai anugerah atau sebagai cobaan. Banyak orang tua yang merasa tidak beruntung akibat kehadiran anaknya tersebut, maka tak jarang banyak orang tua yang tidak mengharapkan kehadiran anaknya.
Beberapa faktor penyebab orang tua tidak mengharapkan kehadiran anaknya antara lain, karena faktor ekonomi yang serba pas-pasan, anak terlahir tidak sempurna (cacat), anak hasil hubungan gelap, anak yang dipercaya membawa sial, dll. Namun bagaimana pun juga kita harus menjaga dengan baik anak tersebut karena anak adalah titipan yang maha kuasa.
Masa depan seorang anak tergantung pada orang tua yang merawat, mendidik, dan mengajarkanny, anak tersebut akan dibawa ke arah yang benar atau sebaliknya. Pendidikan paling pertama yang di dapatkan oleh seorang anak ada pada keuarganya, tepatnya ada pada ibunya, maka tak jarang banyakwanita karir yang berhenti bekerja ketika ia telah memiliki anak.
Selanjutnya sekolah adalah tempat anak mendapatkan pendidikan setelah pendidikan orang tua, sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang yang membantu seorang anak dalam pendidikan akademis namun tak hanya pendidikan akademis saja yang di ajarkan di sekolah, jika suatu sekolah hanya mengajarkan tentang keakademisan saja kepada siswanya maka dapat di pastikan sekolah tersebut akan kesulitan mengahasilkan peserta didik yang berakhlak dan berbudi luhur.
Maka dari itu pentingnya sekolah tidak hanya mengajar tapi juga sekolah perlu mendidik, mengajar, melatih dan membimbing. Karena keemat implikasi tersebut tidak dapat di pisahkan,    namun kenyataannya sulit menemukan guru yang mampu mengintregasikan keempat tersebut secara sempurna, berikut adalah erbedaan keemat kemampuan yang harus dimiliki seorang guru :






Aspek
Mendidik
Membimbing
Mengajar
Melatih
Isi
Moral dan kepribadian
Norma dan tata tertib
Bahan ajar berup ilmu pengetahuan dan teknologi
Keterampilan atau kecakapan hidup
Proses
Memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan/ tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama
Menyampaikan/ mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual siswa
Memberikan contoh kepada siswa/ mempraktikkan ketrampilan tertentu/ menerapkan konsep yang diberikan kepada siswa menjadi kecakapan yang dapat digunakan sehari-hari
Menjadi contoh teladan dalam hal moral dan kepribadian
Strategi dan Metode
Keteladanan, pembiasaan
Motivasi dan pembinaan
Ekspositori, enkuiri
Praktik kerja, simulasi, magang

            Dewasa ini banyak kita temukan penyimpanan yang terjadi di lingkungan sekolahan, seperti maraknya kekerasan yang di lakukan dalam lingkungan sekolah. Pantaskah kekerasan dilakukan dalam pendidikan? Jika mengacu pada UU No. 23 tahun 2002 dan UU No. 20 tahun 2003 tentang erlindungan anak dan hak mendapatkan pendidikan, maka kekerasan pada anak sangat melanggar aturan negara.
            Banyak sekali kita saksikan dan dengarkan kekerasan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain. Kekerasan yang dilakukan bisa memiliki banyak alasan dan motivasi, tetapi perilaku kekerasan yang dilakukan memiliki dasar pengalaman kekerasan pada masa sebelumnya. Salah satunya adalah pengalaman mengalami perlakuan kekerasan pada masa kecil.
            Apa yang menyebabkan kekerasan marak di lingkungan sekolah ? Dimana seharusnya sekolah menjadi tempat belajar menuntut ilmu dan budi pekerti bukan tempat belajar tindak kekerasan. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kekerasan di lingkungan sekolah adalah faktor guru, faktor siswa, dan faktor lingkungan.
            Yang menyebabkan guru melakukan tindak kekerasan terhadap murid antara lain :
·         Kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan baik fisik maupun psikis tidak efektif untuk memotivasi siswa atau merubah perilaku, malah beresiko menimbulkan trauma psikologis dan melukai harga diri siswa.
·         Adanya masalah psikologis yang menyebabkan hambatan dalam mengelola emosi hingga guru tersebut menjadi lebih sensitif dan reaktif.
·         Muatan kurikulum yang menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung mengabaikan kemampuan afektif (Rini, 2008). Tidak menutup kemungkinan suasana belajar jadi “kering” dan stressful, dan pihak guru pun kesulitan dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik, padahal mereka dituntut mencetak siswa-siswa berprestasi.
Faktor – fator yang di sebabkan oles siswa antara lain :
·         Siswa tersebut merasa kurang di beri perhtian oleh lingkungan sekitar, sehingga ia melakukan hal apa saja demi mendapat erhatian lingkunga sekitarnya, salah satunya dengan memancing amarah gurunya.
·         Siswa tersebut memiliki perasaan bahwa dirinya yang paling berharga dan paling kuat hingga ia mampu mengintimidasi sesama temannya untuk membuktikan perasaan yang ada pada dirinya tersebut.

Faktor lingkungan juga mampu menjadi penyebab kekerasan pada anak di lingkungan sekolah, antara lain :
·         Orang tua yang mengalami masalah psikologi, sehingga berdampak pada anaknya, orang tua yang stress berkepanjangan, jadi sensitif, kurang sabar dan mudah marah pada anak, atau melampiaskan kekesalan pada anak. Lama kelamaan kondisi ini mempengaruhi kehidupan pribadi anak. Ia bisa kehilangan semangat, daya konsentrasi, jadi sensitif, reaktif, cepat marah.
·         Orang tua yang mendidik anaknya secara keras dan kasar, pola didikan seperti ini mampu mempengaruhi pada psikologi anak, ia akan menerapkan apa yang ia dapat dari orang tuanya, misalkan seorang ayah akan memukul anaknya jika anaknya melakukan kesalahan dalam melakukan sesuatu, maka anak tersebut akan melakukan hal yang sama terhadap temannya apa temannya melakukan kesalahan pada saat melakukan suatu hal di hadapannya.
·         Tayanga dar televisi yang sering di tonton oleh anak tersebut, sehingga ia memiliki rasa penasaran dan ingin mempraktekannya sesuai apa yang ia lihat.
Macam – macam jenis kekerasan yang terjadi pada anak yaitu :
  • Pengabaian. Orang tua yang seharusnya bertanggung jawab terhadap anak, telah gagal menyediakan kebutuhan anak secara tepat. Kebutuhan emosi seperti sentuhan, cinta dan pengasuhan, tidak terpenuhi.
  • Kekerasan fisik. Perlakukan kasar secara fisik terhadap anak, seperti mencubit, menendang, memukul atau mengguncang. Kekerasan fisik kerap kali tak ada batas jelas antara menyiksa dan mendisiplin. Fetal alcohol syndrome, atau konsumsi alkohol berlebihan saat hamil hingga mengakibatkan bayi lahir cacat, digolongkan sebagai kekerasan fisik terhadap anak.
  • Kekerasan seksual. Bisa dilakukan orang dewasa terhadap anak. Menyentuh bagian tubuh anak, anak disuruh memgang alat kelamin hingga pemaksaan hubungan seksual.
  • Kekerasan Emosi/Verbal. Kekrasan yang ditujukan untuk mengendalikan dengan cara menakut-nakuti, mengancam, menumbuhkan rasa bersalah, menghina/mencemooh, memaksa dan sebagainya.
Siswa yang menjadi korban kekerasan memiliki dampak  jangka panjang dan jangka pendek, dampak pendeknya berupa luka lebam, lecet, dll. Adapun dampak dalam jangka panjang anak tersebut akan mengalami trauma, perubahan emosional, pendiam, pemurung, rasa takut dan waspada akan orang lain, bahkan pada tingkat yang lebih parah ia akan mengalami stres dan depresi berat.
Maka disinilah perlunya pernan yang besar dari para guru dan orang tua agar tidak bertambahnya kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah ini, para guru perlu belajar profesional dalam mendidik, mengajar, melatih, dan membina muridnya, dan para orang tua agar lebih memperhatikan setiap kegiatan putra putrinya. Kasus kekerasan di lingkungan sekolah ini harus di hentikan, dimana seharusnya sekolah menjadi tempat yang menyenangkan, tempat mereka menyalurkan minat dan bakat, bukan tempat mereka menemukan ketakutan mereka. Agar mampu menghasilkan pelajar yang intelektual dan bermasa depan cerah. Semoga bermanfaat ^_^






Daftar Putaka
            Esai dikutip dari :
http:/Kekerasan Pada Anak dan Dampaknya _ SoraSirulo.Com.htm